Blue Fire Pointer

Mengukur Piranti Elektronika ( Resistor, Transistor dan Kapasitor )

02.27 |



BAB I

Latar Belakang

Elektronika  adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari benda-benda yang banyak sekali digunkan dalam era teknologi saat ini, berbagai asfek kehidupan manusia terkait dengan bidang elektronika. dan benda-benda elektronika dinamankan dengan piranti elektronika atau komponen elektronika. piranti-piranti tersebut pada umumnya bekerja dengan pemberian sumber arus listrik. Dalam elektronika kebanyakan menggunakan alat-alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik.
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya.
Alat-alat elektronika adalah suatu alat yang dirangkai dengan beberapa komponen elektronika untuk fungsi tertentu.Dalam rangkaian elektronika terdapat bermacam-macam komponen penyusunnya. Ada transistor, resistor, induktor, kapasitor, dioda, trafo, IC,  dan lain-lain.
Dalam elektronika, suatu komponen elektronika bisa dikelompokkan menjadi komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen elektronik yang tidak membutuhkan sumber listrik (sumber arus/tegangan) dalam bekerja. Beberapa contoh komponen pasif adalah hambatan, induktor, kapasitor, termistor, fotoresistor, saklar (toggle, push-button, rotary), relay, moving coil konektor, dll.
Sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang memiliki sumber listrik internal (membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus). Beberapa contoh komponen aktif adalah komponen semikonduktor (misalnya dioda, transistor, UJT (uni junction transistor), FET (field effect transistor), op-amp, fototransistor, tabung elektron, dll ).
Namun dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen-komponen penyusun dalam piranti elektronika yaitu resistor, kapasitor dan transistor.










BAB II

2.1Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Resistor  ( Hambatan )
Resistor adalah  komponen elektronika dua pin/kaki yang didesain untuk menahan arus listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya dan juga untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu.  Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
 Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan karbon.Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf  ini merupakan standart internasional yang sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.

2.1.2 Fungsi Resistor
Resistor pada umumnya berfungsi sebagai penghambat arus listrik atau sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Fungsi resistor dalam suatu rangkaian elektronika adalah:
1)      Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2)       Menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
3)       Pembagi tegangan.
4)       Bekerjasama dengan transistor dan kapasitor dalamsuatu rangkaian elektronika untuk membangkitkan frekwensi rendah/ tinggi.

2.1.3 Jenis – Jenis Resistor
Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Berdasarkan jenis bahan yang digunakan untuk membuatnya, resistor dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain resistor kawat, resistor arang,  resistor oksida logam, resistor film, resistor karbon, dan banyak lagi jenis lainya. Berdasarkan bentuknya resistor dapat berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Namun dalam praktek perdagangan di pasaran, resistor hanya di bedakan menjadi 3 jenis  berdasar nilainya, jenis yaitu :
A.          Fixed Resistor (resistor tetap) yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
B.          Variable Resistor (resistor variabel)  yaitu resistor yang mempunyai nilai hambatan yang bisa berubah-ubah.
C.          Resistor Non Linier yaitu resistor yang disebabkan oleh pengaruh / faktor dari lingkungan seperti cahaya atau suhu akan membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier.
Tipe resistor yang umum kita jumpai  adalah berbentuk tabung dengan 2 kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna atau pita – pita warna . Pita – pita warna ini dikenal sebagai kode resistor . Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai resistansi resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor tersebut. Kode warna tersebut adalah manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA ( Elektronic Industries Association ).

A.   Resistor tetap (Fixed resistor)
          Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor tetap bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
·          Jenis-Jenis Resistor Tetap
a. Resistor Kawat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIa6gWdONNoVsiVKA4kbW5_9sKu2s6kTEuxew4Nb7Z3ndOYf6NUbhY_PWXBcpwMCV7EDrYzaDyFu70bzWD8HDJ8jlFPksEGer22eHfz2MocoYX0JcNWoXhJDsLDkm_afiXv-JWZ-EfHvI/s220/resistor-kawat.png
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
b. Resistor Batang Karbon (Arang)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HZWtRyoruxQmqOvzXj19IlmYi1ufw1E2qTJjM3k37bQFbJeNxhMdh67DYtic496ugGBO0z1VGpk3Pd3DfNwJBNy8yCp89OqPD283IOaewcICl46V0_NC019PqicXdGSHfTpEIbjJh9I/s183/resistor-karbon%2520%2528arang%2529.jpeg
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.
c.        Resistor Keramik atau Porselin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkhw9v5F-a9L1k8cG7_STQKkCpLDqgqhuJqzKuRcOhpJ59nD4FPRkLF5DfzUUUD44_vc-WfKYThoUeFujubNTCWza2CejszSUhFVl66CpwLzk71L54ftHI3TXknUF0-NFsFAR5HXhyphenhyphen6p0/s184/Resistor-keramik-atau-porselin.jpg
Gambar di atas adalah merupakan bentuk fisik dari SMD resistor, bentuknya kotak dan berukuran sangat kecil yang cara pemasangannya adalah dengan menempel pada papan pcb.  Jenis resistor ini terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d.       Resistor Film Karbon
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjCKyTe8-supaIizDpVbulnksVzSMPevPgIyo7TSF9zl4MY8jk9N0M9O3tNc1qWOeuX4KSIspW6t6mVCKmM8UrT38PczL2gIzP5k19q38o9x5YQUAm2Mnl-dlz12K2iCbDSpZk3v0If4/s185/resistor-film-karbon.jpg
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
e.        Resistor Film Metal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlCuSk6LgmjT651C8lU27ZXBDSv7YH_DVxfu1EvWCIszLD3P6HvBQq57ngcnC73fdN5fmbZKlDbw6BuFHYGVLiXToS6bk3jcU-zY1rQQvoJ5jCnJNzd9yV49a-lNrRecEVOQHcUgHRkfA/s300/resistor-film-metal.jpg
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
B.     Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
          Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah2 sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara memutar atau menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll, sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.
·          Jenis-jenis resistor tidak tetap
a.     Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Gambar di atas adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.
b. Potensiometer Geser
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMQwVGo4eef1hLrEtcVsed8xgF4OhI8Jb4L1yLLN_Na7NGGSxOxmFXCX2wzz_Rgwc_MhzFmAZZOzKJdLU95BOcoXaCdCXYMKpCqviCMQX4sTSxkp18Q48m3yu5bBzaqHi739CI5DFQhKk/s300/Potensiometer-geser.jpg
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah.
c.Trimpot
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil7hNiAKUBgnnXHNwJDlAiNo-M88cyzQX18V24fwlJO6v48gV9emBAAjqgWqFWr4T-Ozx3lcQqeFuu9s8tkNL7BG5ntTejPu6YQwOn5HWJwQMgLXg6C74gINlks5B7Llv0mtIB3Zk_3Tg/s300/trimpot.jpg
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan bahan karbon atau arang.

C.     Resistor Non Liner
Merupakan resistor yang nilai resistansi bergantung pada keadaan sekitarnya seperti cahaya atau suhu akan membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier contohnya LDR ( Light Dependent Resistor ), PTC ( Positive Temperatur Coeficient ), NTC ( Negative Temperature Coeficient ), dan lain sebagainya.
a.  NTC dan PTC
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEHfx-quaiJSNA_a3RUfSaC9GonV1Dlp4TZc48DlzS2roNE43sXM96TvpKfW1b_35AhVBlGN3nKJ3wjWZZwWPYlP8EeWL1zWx2zzjxvkUQZoWoZ669ts6H5pX2s6b5QUPD-_wMTz58548/s300/ntc-dan-ptc.jpg

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif dimana nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan bertambah besar apabila termperatur disekelilingnya turun.. Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sakelar otomatis yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.
b.       LDR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiXah0hTqqq8zqMYZwAFyorQEFkMdNBvvecfjCgraxM2WDqqNuqBxOky8EFOAdwGJk6eahyphenhyphengGufJLxiy-eGFekNqP7i5WLb6_v9gUTKPOOLdQk0GhIxSAts7BQGZvBcikfcRI4cgtxkR8/s300/LDR.jpg
 LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan  untuk rangkain-rangkaian sakelar otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR akan bekerja secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.

2.2.1 Pengertian  Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. Kapasitor disebut juga kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik. Sebuah kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator penyekat disebut zat dielektrik. Simbol yang digunakan untuk menampilkan sebuah kapasitor dalam suatu rangkaian listrik adalahhttp://ltps.uad.ac.id/karya/wahyubs_listrik_statis/lamb_Kapsitor.JPG
Seperti halnya resistor, kapasitor juga tergolong ke dalam komponen pasif elektronika. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
Ada dua cara pemasangan kapasitor, yaitu tanpa memerhatikan kutub-kutubnya (untuk kapasitor nonpolar) dan dengan memperhatikan kutub-kutubnya (untuk kapasitor polar).

2.2.2 Fungsi Kapasitor
Beberapa kegunaan atau fungsi dari kapasitor, antara lain sebagai berikut:
a. menyimpan muatan listrik,
b. memilih gelombang radio (tuning),
c. sebagai perata arus pada rectifier,
d. sebagai komponen rangkaian starter kendaraan bermotor,
e. memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil,
f. sebagai filter dalam catu daya (power supply).

2.2.3 Jenis – Jenis Kapasitor
A.     Jenis Kapsitor Berdasarkan Polaritasnya
Pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian  berdasarkan polaritasnya yaitu : Kapasitor Polar dan Kapasitor Non Polar.
1.    Kapasitor Polar
Kapasitor Polar merupakan kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan negatif, bahan dielektrik kapasitor Polar biasanya terbuat dari elketrolit dan kapasitor jenis ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar Kapasitor/Kondensator PolarSimbol Kapasitor Polar
2.    Kapasitor Non-Polar
Kapasitor Non Polar merupakan kapasitor yang yang pada kedua kutubnya tidak mempunyai polaritas artinya pada kutub-kutupnya dapat dipakai secara berbalik, dan biasanya kapasitor jenis ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil serta bahan dielektriknya terbuat dari kertas, keramik, mika, dll. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar Kapasitor Non-Polar        Simbol Kapasitor Non-Polar
B.     Jenis Kapasitor Berdasarkan Kegunaannya
1.  Kapasitor/Kondensator Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya tetap, tidak dapat di rubah. Lihat gambar dibawah ini :
Kondensator Tetap
2.   Kapasitor/Kondensator Tidak Tetap
Kapasitor tidak tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah. Kapsitor ini terdiri dari:
a.    Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer Yaitu kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah dengan cara memutar porosnya dengan obeng. Lihat gambar dibawah ini :
Trimer Kapasitor
b.Kapasitor Variabel (Varco)
Kapasitor variael merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat di ubah dengan memutar poros yang tersedia. Bentuknya menyerupai potensiometer.

C.     Jenis kapasitor berdasarkan typenya
Kapasitor terdiri dari beberapa type, tergantung dari bahan dielektrikknya. Berdasarkan typenya kapasitor dapat dibagi 3 bagian, yaitu : kapasitior elektrostatik, kapasitor elektrolitik, dan kapasitor elektrochemikal.
1.    Kapasitor Elektrostatik
Kapasitor elektrostatik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film, dan mika.  Umumnya kapasitor klompok ini adalah non-polar.
2.    Kapasitor Elektrolytik
Kapasitor elektrolytik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektriknya dari metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk klompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – dibadannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas , adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
3.    Kapasitor Elektrochemikal
Termasuk kapasitor jenis ini aalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang sangat besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil
D.     Jenis kapasitor berdasarkan bahan dielektriknya
1.     Kapasitor Tantalum
http://m-edukasi.net/online/2008/kapasitor/images/hal008b.jpg
Kapasitor tantalum adalah jenis dari kapasitor elektrolit yg elektrode-nya dibuat dr bahan tantalum. Komponen ini mempunyai polaritas, pembedanya dengan yang lain ialah adanya tanda + di badan capasitor. Tanda tersebut memiliki arti bahwa pin yang berada dibawahnya mempunyai polaritas yg positif, karenanya berhati-hatilah ketika memasang jenis kapasitor elektrolit ini agar tidak terbolak-balik pemasangannya. Kelebihannya ialah frekuensi dan temperatur yg lebih baik daripasa kapasitor elektrolit yg dibuat dgn material alumunium.
2.     Kapasitor Keramik
http://m-edukasi.net/online/2008/kapasitor/images/hal008a.jpg
Kapasitor ini memakai material titanium acid barium sebagai dielektriknya. Komponen ini bisa dipakai di rangkaian frekuensi yg tinggi karena tak dikontruksikan layaknya koil. Capasitor yg bekerja di frekuensi tinggi  haruslah sangat perlu diperhitungkan karekteristik respon frekuensinya. Buat hitung-gitungan respon frekuensi dikenali jg satuan quality factor / faktor kualitas yg kita ketahui samadgn 1/DF. Umumnya dipakai tuk mengalirkan signal frekuensi tinggi mengarah menuju ground. Kapasitor keramik tak bagus untuk dipakai  pada rangkaian analog, sebab bisa mengganti bentuk sinyal. Tipe ini juga tak memiliki polaritas serta cuma terdapat dgn nilai capasitor yg begitu kecilnya.
3.     Kapasitor Elektrolit
Kapasitor Elektrolit http://m-edukasi.net/online/2008/kapasitor/images/hal005b.jpg
Kelompok jenis ini terbentuk dari sejumlah capasitor yg material dielektriknya ialah lapisan berupa metal oksida. Elektrode komponen ini dibentuk dr alumunium yg memakai membran oksidasi yg tipis. Biasanya capasitor yg masuk dlm kelompok ini ialah kapasitor polar dgn tanda – dan + di tubuhnya. Berdasar karakteristik itu, kita haruslah selalu hati-hati ketika memasangnya sehingga tidak terbalik. Resiko yang terjadi saat polaritas terbalik ialah bisa jadi rusak atau malah dapat meledak. Agar didapatkan permukaan yg luas, material plat alumunium tersebut umumnya digulung secara radikal. Dengan demikian bisa dihasilkan kapasitor yg memiliki kapasitans besar. Dipasaran tipe capasitor ini dipakai pd rangkaian pewaktu, low pass filter dan rangkaian power supply. Yang perlu diingat bahwa tipe kapasitor ini tak dapat dipakai untuk rangkaian frekuensi tinggi. Secara praktikal, tegangan kerja dr kapasitor perhitungannya secara perkalian antara tegangan catu daya dgn dua (2). Contohnya saja, catu daya yg diberikan pada kapasitor dgn tegangan 5 volt, maka kita harus memilih kapasitor yg mempunyai tegangan kerja minimal 5 x 2 = 10volt.
4.     Kapasitor Mika
http://m-edukasi.net/online/2008/kapasitor/images/hal008g.jpg
Tipe ini memakai mika sbg material dielektriknya. Karena koefesien temperatur yang dimiliki kapasitor mika rendah, maka tingkat kestabilan yang dimilikinya menjadi tinggi. Selain itu karena frekuensi karakteristik yg dimilikinya sangatlah baik, komponen ini biasa dipakai buat filter untuk frekuensi tinggi; rangkaian resonans dan juga rangkaian yg memakai tegangan yg tinggi seperti radio pemancar yg memiliki tabung transistor. Dipasaran harga kapasitor mika relatif tinggi, dan juga memiliki nilai kapasitansi yg tinggi pula

2.3.1 Pengertian Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Secara harfiah, transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni “transfer” yang artinya pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan W. H Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktik mereka pada tahun 1958.
          Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal atau tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor) . Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian2 digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

2.3.2 Fungsi Transistor
Fungsi transistor yakni sebagai penguat, sebagai pemutus dan penyambung (saklar), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan bebagai fungsi lainnya. Transistor pun dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
v  Fungsi transistor sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki kolektor. Fenomena inilah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa dipakai sebagai saklar elektronika.
v  Fungsi transistor sebagai  penguat arus. Berdasarkan fungsi ini membuat transistor dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih dahulu dibias dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya biar pada emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Umumnya yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
v   Fungsi transistor untuk menguatkan sinyal AC. Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat tegangan pada sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal digunakan beberapa macam teknik pembiasan basis transistor.

2.3.3 Jenis-Jenis Transistor
 Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
1.  Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub. Merupakan komponen elektronik yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Ada 2 jenis transistor  bipolar yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N. Transistor NPN adalah transistor positif yang memiliki katoda pada kaki basis dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor negatif, unsur katoda terlerak pada emitor dan kolektor ,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif.
Nama Bipolar diambil karena elektron yang mengalir pada transistor ini melewati dua tipe material semikonduktor dengan polaritas P (Positif) dan N (Negatif). Jika tidak ada arus listrik yang mengalir pada kaki Basis, maka transistor akan dalam keadaan tertutup sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya. Sedangkan jika arus listrik diberikan pada kaki Basis maka transistor akan kembali terbuka sehingga arus dapat mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya, sifat transistor ini banyak digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai sakelar elektronik.
Tanda petunjuk arah arus pada masing-masing tipe yang ditunjuk anak panah adalah merupakan terminal emitor. Komponen dan Simbol transistor, ditunjukkan seperti gambar dibawah ini :
http://dasarelektronika.com/wp-content/uploads/2013/01/Transistor-1.jpeg

2. Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub. Transistor ini mempunyai 3 jenis yaitu
a. Uni Junktion Transistor (UJT)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZm0vIot1G4kE7pXZN1BPFFYbVyjLoNZyXjuFKKRyZpSJdY8GV-V_dcDqfveCPMh3fUNWM9X6Mz4IthXvG1Mcjke5ncfcnnxvfI6Tj5v5sKO1w8uBvFjh8eBbF8vIo9EQ2aWsmopdA71is/s200/transistor+5.JPG      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz6FMAZkUZJWlryhR1FbemYdqHQ200Wo8K1dopeApRTRSdLLjPBz49b0jnlbfzJM-dEDVUcdzC6pO2Il0rr3kyNp4tUu1Jtc_oHiao1KFoTbK8Ivp4tnXkPzjy7zDVBLwj1a4fL5LBSeN6/s1600/transistor+4.JPG
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.
b.  Field Effect Transistor (FET)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_ePgLlL4CAbQeUCapYweaA_jDJsBvOpk4tLLfSE-6vjhHDY9hnq9RK0tXxZikfC2PqekVbfz6j3fZdnuoiAV_XQi17-HarFqjugise_DbQEgQClr5tvrBzq7cKEqVdZYlJyEUYRN1JP1C/s200/transistor+7.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNiBvTDhalqqi2D4dY8ZYuT8cY6VFvYCh2mQa66l-lO-RA83-OQByMzgvHjarGp4P6QvIYNW-R8CXPl5Dw2B5FbpGjhGCcIZmWsjxFTaji57j6bjdG7UtSLlCYtwzB-hTxrRrKnYp0e5l4/s1600/transistor+6.JPG
Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).
 c. MOSFET
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFpaCYYGa-BmUYEr-4j-O-Fn5Vc3zcfcEdHv0kJN0EXjtXeWE1LsSPL5m-t09zfMqdTkuFkwfei2ExUu6cGQRwBKAH1XCvFtwqRu226ZwtsTsfgD32FZPD2Scwi4_JmXU6MRCtYnUZeX_Z/s200/transistor+9.JPG      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4-RczcvprYwu3XcP3HelFGe6RnzpRPFBrnHQdlOAWVFaAju7UV0pqbpgZS9qBlga7bQGI87kCwnx0fFxJGjiTowrkQKQyrvIhAoXJ5PH3n3jfSqdSjEREPHPhrk9WnU4acknevdX_HxQn/s1600/transistor+8.JPG
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N





BAB III
Pembahasan

 3.1 Prinsip kerja dan Cara Mengukur
3.1Resistor
A.          Mengukur dengan menggunakan kode warna resistor

B.          Cara mengukur dengan menggunakan alat ukur multimeter /avometer/ohm meter
v Multimeter Analog
                   Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada
CARA MEMBAC A MULTIMETER

Umumya pada avometer terdapat bagian-bagian sebagai berikut :
1.     Saklar Jangkah : Saklar jangkah ini digunakan untuk memilih jenis besaran yang yang akan diukur (Ampere, Volt maupun Ohm) dan saklar jangkah juga menunjukkan batas skala pengukuran. Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2.     Sekerup Kontrol NOL : Untuk mengatur posisi jarum, sebelum pengukuran, jarum harus menunjukkan tepat angka NOL, bila tidak sekerup kontrol NOL ini diputar untuk diatur ulang. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen
3.     Kabel Penyidik : digunakan untuk menempelkan ke obyek yang di ukur. Kabel MERAH dipasang pada lubang PLUS dan kabel hitam dipasang pada lubang MINUS atau COMMON.
4.     Multimeter / AVO Meter dilengkapi dengan dua kabel pencolok/kabel penyidik yang masing-masing berwarna merah dan hitam.  Untuk dapat bekerja, avometer memerlukan sumber listrik berupa battery. Dalam penyimpanan yang cukup lama, battery ini harus dilepaskan.

Multimeter / AVO Meter harus digunakan secara tepat, yang sangat perlu dan selalu diperhatikan adalah pemilihan saklar jangkah yang tepat/ pemilihan obyek yang akan diukur. Kesalahan pemilihan jangkah dapat mengakibatkan kerusakan avometer misalnya pengukuran voltage dengan jangkah pada posisi OHM, maka akibatnya akan fatal bisa menyebabkan AVO meter rusak. Bila besaran yang diukur tidak dapat diperkirakan sebelumnya, harus dibiasakan memilih jangkah/skala tertinggi. Setiap selesai pengukuran, dibiasakan meletakkan jangkah pada posisi OFF atau VDC angka tertinggi.
Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak  alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.
Multimeter dan Cara Menggunakannya
Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan


MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1.     Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2.     Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3.     Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4.     Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5.     Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6.     Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1.     Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2.     Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3.     Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Multimeter Scale
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                        = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.

v    Menguji Resistor / Tahanan Tetap
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
 Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
 Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
 Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
 Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.

·        Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
  • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
  • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
  • Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
v  Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
  • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
  • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
  • Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.




3.2. Kapasitor

v  Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus.

v   Menguji variabel kondensator
Menguji variabel kondensator bukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebocoran. Hal ini disebabkan ia tidak terbuat dari bahan-bahan seperti layaknya yang dipakai dalam pembuatan elco, kondensator keramik dan lain sebagainya.
Tujuan pengujian ini hanyalah untuk mengetahui hubungan/kontak langsung antara rotor dan stator. Jika keduanya berhubungan maka tidak dapat dipakai karena korsleting sehingga menimbulkan suara gemerisik pada radio. Biasanya varco ang demikian dapat diketahui dengan cara memutar-mutar varco guna memperoleh signal (gelombang) dan diiringi suara gemerisik yang lebih tajam dari suara pancaran pemancar.
Untuk mengetahui tingkat korsleting pada sebuah varco adalah dengan :
o Pertama-tama memutar saklar multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K.
o Kalibrasi seperti biasa.
o Hubungkan colok (-) dan colok (+) pada masing-masing kaki.
o Putar rotornya. Apabila jarum tak bergerak sama sekali berarti varco dalam keadaan baik. Jika bergerak-gerak maka komponen ini terjadi kontak langsung/korsleting.

CARA CEK KONDENSATOR
Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Posisikan saklar jangkah pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POSITIF dan hitam pada NEGATIF. Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur-angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.


Multimeter dan Cara Menggunakannya


Cara Menguji Kondensator

Pemilihan skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF. 

Menggunakan Multimeter Digital
Pada umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm) dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan Menggunakan Multimeter Analog.

Kapasitor, memiliki nilai tertentu yang dikodekan dengan berbagai cara. Kita dapat mengetahui nilai tersebut dengan cara yang mudah. Pada tulisan blog ini akan dibahas beberapa cara saja. diantaranya adalah :
1. Cara membaca nilai kapasitor dengan kode angka
2. Cara membaca kapasitor dengan penulisan nilai yang tertera di badan kapasitor
3. Cara membaca kapasitor dengan menggunakan instrumen penguji



1. Cara membaca nilai kapasitor dengaan kode angka.
Penggunan kode angka biasanya diberikan pada kapasitor dengan kapasitansi yang kecil-kecil. Biasanya dituliskan dengan 3 atau empat digit untuk nilai 100pF atau lebih besar dan 2 digit untuk nilai kapasitor dengan nilai dibawah 100pF. Sebagai contoh:
Kode angka 68 yang tertulis pada sebuah kapasitor menunjukkan nilai kapasitansi 68pF.
Kode angka 102 menunjukkan nilai 1000pF atau 1nF.
Kode angka 6423 menunjukkan nilai 642000pF atau 642nF
dan sebagainya.
Cara menghitung kode kapasitor, pada dasarnya mirip dengan pengkodean resistor.
Kadang kala dibelakang deretan kode angka masih ditambahkan kode huruf J, K atau yang lain. Biasanya kode ini menunjukkan tegangan kerja maksimum yang dapat digunakan pada kapasitor tersebut. Kode J menunjukkan nilai 50V dan K menunjukkan nilai 100V.
Ada juga yang menuliskan tegangan kerja kapasitor yang disertakan pula kode huruf yang menyatakan toleransi nilai kapasitor tersebut. Sebagai contoh 103J/100V yang menyatakan kapasitansi kapasitor adalah 10nF dengan toleransi 5% dan tegangan kerja 100Volt.

2. Membaca nilai kapasitor yang tertera di badan kapasitor.
Penulisan cara ini biasanya dilakukan pada kapasitor dengan kapasitansi yang besar-besar. Sebagia contoh kapasitor dengan penulisan 220µF/25V menyatakan bahwa nilai kapasitansi kapasitor tersebut adalah 220 microFarad dengan maksimum tegangan kerja 25Volt.

3. Membaca nilai kapasitor dengan menggunakan instrumen alat ukur.
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur multitester yang memiliki fasilitas C meter. Atau dapat digunakan alat ukur khusus yang biasa disebut dengan LC meter.
Penggunaan alat ukur ini sangat mudah dan cukup akurat, akan tetapi harga alat ukur ini masih terbilang mahal.
Cara penggunannya adalah dengan mencolokkan kaki-kaki kapasitor pada terminal alat ukur. Tentu saja batas pengukuran harus diset pada range yang tepat. dan nilai akan terbaca dengan jelas pada displau alat ukur.
Pengukuran Kapasitansi
a. Berdasarkan Kode Warna
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmD4ViW3DfVm_e10VcMAjSiltEEksPSnbHOTnuZ5QeKLnLsmoVbOYfHindFB4Bac2XTgcTzqZSKr6B4rMwh8icP1vd6YeciAncFPPs7imsbw4Ugu1G9SXI0Dh-oTtUmhyphenhyphenoi-_kt5sUkJI/s400/24.JPG
Gambar 1. Kode Warna Kapasitor Kertas

b. Berdasarkan Penggunaan Alat Ukur AVO Meter

         Untuk mengetahui besarnya kapasitansi sebuah Condensator (Kapasitor) digunakan alat ukur Capacitance Meter.
        Pada beberapa multimeter digital yang bagus biasanya sudah ada Capacitance Meter di dalamnya sehingga selain dapat digunakan untuk mengukur resistansi, arus, dan tegangan, juga dapat mengukur kapasitansi.
      Berbeda dengan multimeter analog yang relatif lebih murah, selain masih menggunakan jarum sebagai indikator pengukuran, Capacitance Meter juga tidak tersedia. Meskipun demikian, alat ukur ini masih dapat dipakai untuk melakukan pengujian sederhana untuk mengecek bagus tidaknya sebuah kapasitor.

c.Capacitance Meter
   Pengukuran kapasitansi dengan alat ukur Capacitance Meter sangat mudah, sambungkan kedua kaki kapasitor pada kedua probe positif dan negatif alat ukur, atur selector pada skala yang tepat, kemudian lihat hasilnya pada display 7 segment. Apabila hasil yang tampil tidak sesuai dengan nilai yang tertulis pada fisik kapasitor, kemungkinan komponen tersebut rusak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjchVr1O5muto6j7JpCE_HhNGN_vBbO6HuGN79sHH7ZtMoXAUxEJf8OH8XDVgeU7-dm65CRg3rk2TOWykp_N2x4Vb5jntscPhLKo_K9yN3G0NYY52ondGfE900QxUFY29OxVybPfnmOaNA/s320/25.JPG
Gambar 2. Pengukuran Kapasitor Menggunakan AVO Meter

       Adapun cara menghitung kapasitansi dari beberapa kapasitor sebagai komponen pasif elektronika yang telah dihubungkan seri, paralel, atau seri-paralel mau tidak mau harus menggunakan rumus dasar. Rumus untuk menghitung kapasitor yang dirangkai seri, terbalik dengan rumus resistor yang dirangkai seri, demikian juga dengan kapasitor yang dirangkai paralel.
            Satuan kapasitansi adalah Farad (F), Mili Farad (mF), Micro Farad (uF), Nano Farad (nF), dan Piko Farad (pF).
1.      1 F = 1.000 mF
2.      1 mF = 1.000 uF
3.      1 uF = 1.000 pF

Mengukur dan Membuat Tabel Pengukuran
  • Siapkan AVO meter dan atur posisi kenop putar pada Ohm meter, dengan skala pengukuran x10
  • Bayangkan atau gambarkan posisi kaki transistor dengan urutan angka 1, 2, dan 3
  • Buat tabel pengukuran dengan 6 buah titik ukur, yaitu 1 - 2, 1 - 3, 2 - 3, 2 - 1, 3 - 1, dan 3 - 2
  • Tetapkan probe warna hitam atau batang uji negatif untuk angka pertama, dan probe warna merah atau batang uji positif untuk angka kedua, contoh: pada titik ukur 1 - 2, probe hitam pada titik 1, dan probe merah pada titik 2
  • Catat hasil tiap kali pengukuran, yang ditunjukkan oleh gerak jarum Ohm meter
    menentukan-kaki-transistor-fcs9015
Mengukur kapasitor SMD
Ada beberapa cara untuk memgukur nilai kapasitor SMD. Pertama menggunakan alat yang dirancang khusus untuk mengukur komponen SMD seperti SMART TWEEZER alat ini bisa digunakan langsung untuk memeriksa dan mengukur komponen yang masih tertanam dirangkaian tanpa harus mencopotnya terlebih dahulu.
2f939daffa040268deb016f3a77f4013_smart-tweezer

Cukup menyentuhkan tiap ujung kapasitor dengan alat ini maka hasilnya akan langsung terlihat pada layar kecil. Menurut pengalaman cara yang terbaik dan sangat akurat untuk mengukur memeriksa atau mencari nilai suatu komponen terutama kapasitor adalah dengan cara mencabutnya terlebih dahulu dari papan rangkaian alias off board.
Pengukuran kapasitor SMD onboard
fe67bc333869b434ffe42e5a8422e3bd_pengukuran-kapasitor-smd
Satu lagi alat untuk mengukur kapasitor adalah kapasitan meter (capacitance meter) digital . Alat di gunakan ketika kapasitor atau elko dalam posisi off board artinya sudah diangkat dari papan rangkaian jadi alat ini tidak bisa dipakai ketika kapasitor masih tertanan dipapan rangkaian/sirkuit. Cara penggunaannya sama hubungkan pada kedua ujung ujungnya
b5a9a239a509d92cb0f1566cb6dfac78_pengukuran-off-board
Kadang kala mengukur kapasitor dengan satu alat tidaklah cukup menjamin keakuratannya kita perlu mencari perbandingan dengan alat ukur lain untuk meyakinkan bahwa komponen tidak mengalami masalah hal seperti ini diperlukan karena untuk meyakinkan. Jadi ketika kita mengukur satu komponen selalu harus membandingkan dengan beberapa cara agar yakin sudah benar. Berikut cara pengukuran denga menggunakan tester biasa (analog).
Pasang tester pada angka X10 K Ohm hubungkan probe tester ke masing ujung kapasitor lalu lihat hasilnya jarum tester tak boleh bergerak sama sekali walaupun sedikit. Untuk nilai kapasitornya besar nilainya jarum akan bergerak kemudian kembali lagi ke posisinya. Ulangi pengetesan seperti diatas maka hasilnya akan sama. Maka itulah ciri karakteristik kapasitor dalam kondisi bagus.
Kesimpulan : Untuk menjamin pengukuran kapasitor agar berhasil baik lakukanlah lebih dari satu cara, pertama menggunakan kapasitan meter bila punya kedua dengan menggunakan tester analog.

3.3. Transistor
CARA CEK TRANSISTOR
cara mengukur Transistor (menentukan kaki-kaki transistor, menentukan jenis transistor dan men-cek transistor dalam kondisi baik atau sudah rusak).



Cara Menguji Transistor dengan AVO Meter


Menguji transistor

1. Menguji transistor jenis NPN
Sakelar jangkah pada x100 ,
o    Penyidik hitam pada Basis, Penyidik merah pada Kolektor, jarum harus bergerak ke kanan
o    Penyidik hitam tetap pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus bergerak ke kanan lagi. 
o    Penyidik merah dipindah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
o    Penyidik merah tetap pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak bergerak. 
Saklar jangkah pada 1 k, 
o    Penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah pada emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak bergerak. 

2. Menguji transistor jenis PNP
Sakelar jangkah pada x100
o    Penyidik hitam pada Basis, Penyidik merah pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
o    Penyidik hitam tetap pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus tidak bergerak
o    Penyidik merah dipindah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus bergerak
o    Penyidik merah tetap pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor harus bergerak. 
Saklar jangkah pada 1 k, 
o    Penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah pada emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak bergerak.
Kesimpulan : Apaila salah satu peristiwa/pengujian diatas tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak, dan dengan cara pengujian diatas kita juga bisa menentukan posisi/letak kaki-kaki tranistor (basis, kolektor dan emitor)
3. Menguji Transistor FET
Penentuan jenis FET dilakukan dengan saklar jangkah pada x100 penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N


Cara Menguji Transistor dengan AVO Meter


Menguji Transistor Jenis FET

Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar diatas. Dengan Mengunakan potensiometer dan dirangkai seperti gambar, Saklar Jangkah diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus kecil. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak
4. Menguji Transistor UJT 
Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh785BlanJKJMlSjLI7HOuwv4D1omhkYLNkAlLS1ZA1up7OGaJuGJpaaRQBJXYWyc96bbSMpedfrFezg4VZE4sZbTrgdGVUOVp5Bn-6qnjWlK-DAVyfeGnjbHrQ0mRNeWxTfj9p9wKjozk/s320/Menguji+Transistor+UJT.jpg
Saklar Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jaum diputar pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba-tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT masih baik. 

cara mengukur dan menguji transistor NPN dan PNP
 
Cara Mengukur Transistor tipe PNP dengan Multimeter Digital
1.     Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
2.     Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
3.     Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor tipe NPN dengan Multimeter Digital
1.     Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
2.     Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
3.     Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :
Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open

 Transistor SMD
f8491bb8483ce67b80d0ba1c66244b22_transistor-smd
Agar kita tahu caranya mengukur komponen transistor dengan baik pertama kita harus mengetahui lebih dahulu art dari nomor kode yang tercantum di komponen tersebut, jika tak mengetahuinya maka kita akan menemui kesulitan .
Berikut daftar dibawah adalah contoh sedikit saja spesifikasi daya kerja transistor dan dioda tentunya tidak semuanya tercantum karena banyak sekali beredar jenis transistor dan dioda dipasaran.
077f46a5f0ec5019c6a09ce8b5910453_kode-transistor
Mengukur transistor SMD
Mengukur transistor jenis SMD sedikit berbeda dengan transistor biasa karena jenis SMD ini dibuat secara digital dimana didalamnya sudah terkandung komponen resistor sehingga hasil pembacaan pengukuran pada tester akan berbeda.


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan dari makalah tentang “ Mengukur Piranti Elektronika ( Resistor, Kapasitor dan Transistor) yaitu:

·          Elektronika  adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari benda-benda yang banyak sekali digunkan dalam era teknologi saat ini, berbagai asfek kehidupan manusia terkait dengan bidang elektronika. dan benda-benda elektronika dinamankan dengan piranti elektronika atau komponen elektronika. piranti-piranti tersebut pada umumnya bekerja dengan pemberian sumber arus listrik. Dalam elektronika kebanyakan menggunakan alat-alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik.
·          Resistor adalah  komponen elektronika dua pin/kaki yang didesain untuk menahan arus listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya dan juga untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu.  Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
·          Cara mengukur besarnya nilai hambatan atau resistor dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan membaca kode / gelang warna resistor yang terdapat pada bagian badannya dengan melihat panduan kode warna resistor yang telah ditetapkan, sedangkan cara kedua dapat menggunakan alat ukur yaitu ohm meter/ multimeter/ multitester.
·           Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
·          Cara mengukur besarnya nilai kapasitor dapat diketahui dengan 2 cara yaitu membaca kode angka/huruf / warna yang tertera di badan nya dan menyocokannya pada tabel panduan yang telah ditetapkan sedangkan cara yang kedua yaitu dengan menggunakan alat ukur multitester atau capacitance meter.
·          Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Secara harfiah, transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni “transfer” yang artinya pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Cara mengukur transistor dapat dilakukan dengan 2 cara juga yaitu dengan membaca kode angka/huruf yang tertera dan mengukur nya dengan alat ukur multimeter/potensiometer/ smart tweezer.

2 komentar:

acun mengatakan...

kenapa nilai resistansi pada suatu resistor harus disesuaikan dengan beban ...dan bagaimana prinsip pnyesuainya

Unknown mengatakan...

Bisa dijelaskan brapa besar nilai resintansi tiap-tiao komponen elektronika tdk brdasarkan warnanya ?

Posting Komentar