BAB I
Latar Belakang
Elektronika adalah salah satu cabang ilmu fisika yang
mempelajari benda-benda yang banyak sekali digunkan dalam era teknologi saat
ini, berbagai asfek kehidupan manusia terkait dengan bidang elektronika. dan
benda-benda elektronika dinamankan dengan piranti elektronika atau komponen
elektronika. piranti-piranti tersebut pada umumnya bekerja dengan pemberian
sumber arus listrik. Dalam elektronika kebanyakan menggunakan alat-alat listrik arus
lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik.
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan
elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan
jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai
dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan
tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih
banyak fungsi lainnya.
Alat-alat elektronika adalah suatu alat yang dirangkai dengan beberapa
komponen elektronika untuk fungsi tertentu.Dalam rangkaian elektronika terdapat
bermacam-macam komponen penyusunnya. Ada transistor, resistor, induktor,
kapasitor, dioda, trafo, IC, dan lain-lain.
Dalam elektronika, suatu komponen elektronika bisa dikelompokkan
menjadi komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen
elektronik yang tidak membutuhkan sumber listrik (sumber arus/tegangan) dalam
bekerja. Beberapa contoh komponen pasif adalah hambatan, induktor, kapasitor,
termistor, fotoresistor, saklar (toggle, push-button, rotary), relay, moving
coil konektor, dll.
Sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang memiliki
sumber listrik internal (membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus).
Beberapa contoh komponen aktif adalah komponen semikonduktor (misalnya dioda,
transistor, UJT (uni junction transistor), FET (field effect transistor),
op-amp, fototransistor, tabung elektron, dll ).
Namun dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen-komponen
penyusun dalam piranti elektronika yaitu resistor, kapasitor dan transistor.
BAB II
2.1Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Resistor (
Hambatan )
Resistor adalah komponen elektronika dua pin/kaki yang
didesain untuk menahan arus listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya dan juga untuk menghambat arus
listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus
listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka
resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan
karbon.Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari
sebuah resistor dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena
huruf ini merupakan standart internasional yang sudah disepakati bersama
untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.
2.1.2 Fungsi Resistor
Resistor
pada umumnya berfungsi sebagai penghambat arus listrik atau sebagai
pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan
kebutuhan. Fungsi resistor dalam suatu rangkaian elektronika adalah:
1) Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian
elektronika.
2) Menurunkan tegangan sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
3) Pembagi tegangan.
4) Bekerjasama dengan transistor dan
kapasitor dalamsuatu rangkaian elektronika untuk membangkitkan frekwensi
rendah/ tinggi.
2.1.3 Jenis – Jenis Resistor
Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Berdasarkan
jenis bahan yang digunakan untuk membuatnya, resistor dibedakan menjadi
beberapa jenis antara lain resistor kawat, resistor arang, resistor
oksida logam, resistor film, resistor karbon, dan banyak lagi jenis lainya.
Berdasarkan bentuknya resistor dapat berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan
wirewound. Namun dalam praktek perdagangan di pasaran, resistor hanya di
bedakan menjadi 3 jenis berdasar nilainya, jenis yaitu :
A.
Fixed Resistor
(resistor tetap) yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
B.
Variable Resistor
(resistor variabel) yaitu resistor yang mempunyai nilai
hambatan yang bisa berubah-ubah.
C.
Resistor Non Linier yaitu resistor yang
disebabkan oleh pengaruh / faktor dari lingkungan seperti cahaya atau suhu akan
membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier.
Tipe resistor yang umum
kita jumpai adalah berbentuk tabung
dengan 2 kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
gelang kode warna atau pita – pita warna . Pita – pita warna ini dikenal
sebagai kode resistor . Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui
nilai resistansi resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas
resistor tersebut. Kode warna tersebut adalah manufaktur yang dikeluarkan oleh
EIA ( Elektronic Industries Association ).
A. Resistor tetap (Fixed resistor)
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor tetap bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor tetap bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
·
Jenis-Jenis Resistor
Tetap
a. Resistor Kawat
a. Resistor Kawat
Resistor
kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya
bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya
banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang
tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai
sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada
bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia
untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10
watt.
b. Resistor
Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang
diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk
gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini
juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat.
Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.
c.
Resistor
Keramik atau Porselin
Gambar di atas adalah merupakan bentuk fisik dari SMD resistor, bentuknya
kotak dan berukuran sangat kecil yang cara pemasangannya adalah dengan menempel
pada papan pcb. Jenis resistor ini terbuat
dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah
dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini
telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk
fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari
resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen
komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan
karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna.
Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika
karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk
masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan
resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt,
1 watt, dan 2 watt.
e.
Resistor Film
Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor
film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan
dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat
kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena
resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah
gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang
warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian –
rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2
watt.
B. Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap
adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah2 sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara
memutar atau menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula
nilai perubahan resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya
misalnya suhu, cahanya, suara, dll, sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar
otomatis.
·
Jenis-jenis resistor
tidak tetap
a.
Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering
digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon.
Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama
lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan
tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang
cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer
seperti ini. Gambar di atas adalah potensiometer yang terbuat dari bahan
karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi
2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier
adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.
Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan
nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya,
potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena
nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah
kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat
pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat
mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat
huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka
potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier.
Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang
tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.
b. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang
telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya.
Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai
resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan,
untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara
menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat
dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk
membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun
saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer
geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier.
Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen
yang ditengah.
c.Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik
dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini
memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer.
Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan
logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai
resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara
linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah
pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Sebagai tahanan bahan
resistansinya adalah menggunakan bahan karbon atau arang.
C. Resistor Non Liner
Merupakan resistor yang nilai resistansi bergantung pada keadaan sekitarnya
seperti cahaya atau suhu akan membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier
contohnya LDR ( Light Dependent Resistor ), PTC ( Positive Temperatur
Coeficient ), NTC ( Negative Temperature Coeficient ), dan lain sebagainya.
a. NTC dan PTC
NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif dimana nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan bertambah besar apabila termperatur disekelilingnya turun.. Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sakelar otomatis yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.
b. LDR
LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu
sebuah resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya yang diterimanya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong
elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai
resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau
kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika
intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang.
LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya
yang digunakan untuk rangkain-rangkaian sakelar
otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR akan
bekerja secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.
2.2.1 Pengertian Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan
dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan
listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday
(1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang
artinya luas permukaan kepingan tersebut. Kapasitor
disebut juga kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia
“condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik. Sebuah kapasitor
terdiri atas keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator.
Isolator penyekat disebut zat dielektrik. Simbol yang digunakan untuk
menampilkan sebuah kapasitor dalam suatu rangkaian listrik adalah
Seperti halnya resistor, kapasitor juga tergolong ke dalam komponen
pasif elektronika. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian
elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor.
Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan
mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
Ada dua cara pemasangan kapasitor, yaitu tanpa memerhatikan kutub-kutubnya
(untuk kapasitor nonpolar) dan dengan memperhatikan kutub-kutubnya (untuk
kapasitor polar).
2.2.2 Fungsi Kapasitor
Beberapa kegunaan atau fungsi dari kapasitor, antara lain sebagai berikut:
a. menyimpan muatan listrik,
b. memilih gelombang radio (tuning),
c. sebagai perata arus pada rectifier,
d. sebagai komponen rangkaian starter kendaraan bermotor,
e. memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil,
f. sebagai filter dalam catu daya (power supply).
b. memilih gelombang radio (tuning),
c. sebagai perata arus pada rectifier,
d. sebagai komponen rangkaian starter kendaraan bermotor,
e. memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil,
f. sebagai filter dalam catu daya (power supply).
2.2.3 Jenis – Jenis Kapasitor
A. Jenis Kapsitor Berdasarkan Polaritasnya
Pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan polaritasnya yaitu : Kapasitor
Polar dan Kapasitor Non Polar.
1. Kapasitor Polar
Kapasitor Polar merupakan kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas
positif dan negatif, bahan dielektrik kapasitor Polar biasanya terbuat dari
elketrolit dan kapasitor jenis ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar
dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau
mika atau keramik. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
2. Kapasitor Non-Polar
Kapasitor Non Polar merupakan kapasitor yang yang pada kedua kutubnya tidak
mempunyai polaritas artinya pada kutub-kutupnya dapat dipakai secara berbalik,
dan biasanya kapasitor jenis ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil serta
bahan dielektriknya terbuat dari kertas, keramik, mika, dll. Dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
B. Jenis Kapasitor Berdasarkan Kegunaannya
1. Kapasitor/Kondensator Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya tetap, tidak dapat di rubah. Lihat gambar dibawah ini :
1. Kapasitor/Kondensator Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya tetap, tidak dapat di rubah. Lihat gambar dibawah ini :
2. Kapasitor/Kondensator Tidak Tetap
Kapasitor tidak tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah. Kapsitor ini terdiri dari:
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer Yaitu kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah dengan cara memutar porosnya dengan obeng. Lihat gambar dibawah ini :
Kapasitor tidak tetap merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah. Kapsitor ini terdiri dari:
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer Yaitu kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat dirubah dengan cara memutar porosnya dengan obeng. Lihat gambar dibawah ini :
b.Kapasitor Variabel
(Varco)
Kapasitor variael merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat di ubah dengan memutar poros yang tersedia. Bentuknya menyerupai potensiometer.
Kapasitor variael merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat di ubah dengan memutar poros yang tersedia. Bentuknya menyerupai potensiometer.
C. Jenis kapasitor berdasarkan typenya
Kapasitor terdiri dari
beberapa type, tergantung dari bahan dielektrikknya. Berdasarkan typenya
kapasitor dapat dibagi 3 bagian, yaitu : kapasitior elektrostatik, kapasitor
elektrolitik, dan kapasitor elektrochemikal.
1. Kapasitor Elektrostatik
Kapasitor elektrostatik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film, dan mika. Umumnya kapasitor klompok ini adalah non-polar.
2. Kapasitor Elektrolytik
Kapasitor elektrolytik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektriknya dari metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk klompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – dibadannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas , adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
3. Kapasitor Elektrochemikal
Termasuk kapasitor jenis ini aalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang sangat besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil
1. Kapasitor Elektrostatik
Kapasitor elektrostatik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film, dan mika. Umumnya kapasitor klompok ini adalah non-polar.
2. Kapasitor Elektrolytik
Kapasitor elektrolytik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektriknya dari metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk klompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – dibadannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas , adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
3. Kapasitor Elektrochemikal
Termasuk kapasitor jenis ini aalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang sangat besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil
D. Jenis kapasitor berdasarkan bahan dielektriknya
1.
Kapasitor Tantalum
Kapasitor
tantalum adalah jenis dari kapasitor elektrolit yg elektrode-nya dibuat dr
bahan tantalum. Komponen ini mempunyai polaritas, pembedanya dengan yang lain
ialah adanya tanda + di badan capasitor. Tanda tersebut memiliki arti bahwa pin
yang berada dibawahnya mempunyai polaritas yg positif, karenanya
berhati-hatilah ketika memasang jenis kapasitor elektrolit ini agar tidak
terbolak-balik pemasangannya. Kelebihannya ialah frekuensi dan temperatur yg
lebih baik daripasa kapasitor elektrolit yg dibuat dgn material alumunium.
2.
Kapasitor
Keramik
Kapasitor
ini memakai material titanium acid barium sebagai dielektriknya. Komponen ini
bisa dipakai di rangkaian frekuensi yg tinggi karena tak dikontruksikan
layaknya koil. Capasitor yg
bekerja di frekuensi tinggi haruslah sangat perlu diperhitungkan
karekteristik respon frekuensinya. Buat hitung-gitungan respon frekuensi
dikenali jg satuan quality factor / faktor kualitas yg kita ketahui samadgn
1/DF. Umumnya dipakai tuk mengalirkan signal frekuensi tinggi mengarah menuju
ground. Kapasitor keramik tak bagus untuk dipakai pada rangkaian analog,
sebab bisa mengganti bentuk sinyal. Tipe ini juga tak memiliki polaritas serta
cuma terdapat dgn nilai capasitor yg begitu kecilnya.
3.
Kapasitor Elektrolit
Kelompok
jenis ini terbentuk dari sejumlah capasitor yg material dielektriknya ialah
lapisan berupa metal oksida. Elektrode komponen ini dibentuk dr alumunium yg
memakai membran oksidasi yg tipis. Biasanya capasitor yg masuk dlm kelompok ini
ialah kapasitor polar dgn tanda – dan + di tubuhnya. Berdasar karakteristik itu,
kita haruslah selalu hati-hati ketika memasangnya sehingga tidak terbalik.
Resiko yang terjadi saat polaritas terbalik ialah bisa jadi rusak atau malah
dapat meledak. Agar didapatkan permukaan yg luas, material plat alumunium
tersebut umumnya digulung secara radikal. Dengan demikian bisa dihasilkan
kapasitor yg memiliki kapasitans besar. Dipasaran tipe capasitor ini dipakai pd rangkaian pewaktu, low pass
filter dan rangkaian power supply. Yang
perlu diingat bahwa tipe kapasitor ini tak dapat dipakai untuk rangkaian
frekuensi tinggi. Secara praktikal, tegangan kerja dr kapasitor perhitungannya
secara perkalian antara tegangan catu daya dgn dua (2). Contohnya saja, catu
daya yg diberikan pada kapasitor dgn tegangan 5 volt, maka kita harus memilih
kapasitor yg mempunyai tegangan kerja minimal 5 x 2 = 10volt.
4.
Kapasitor Mika
Tipe ini
memakai mika sbg material dielektriknya. Karena koefesien temperatur yang
dimiliki kapasitor mika rendah, maka tingkat kestabilan yang dimilikinya
menjadi tinggi. Selain itu karena frekuensi karakteristik yg dimilikinya
sangatlah baik, komponen ini biasa dipakai buat filter untuk frekuensi tinggi;
rangkaian resonans dan juga rangkaian yg memakai tegangan yg tinggi seperti
radio pemancar yg memiliki tabung transistor. Dipasaran harga kapasitor mika
relatif tinggi, dan juga memiliki nilai kapasitansi yg tinggi pula
2.3.1 Pengertian Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Secara harfiah, transistor berasal dari perpaduan dua kata,
yakni “transfer” yang artinya pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Transistor
ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan W. H Brattain pada
tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktik mereka pada tahun 1958.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal atau tiga elektroda
(triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor) .
Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih
besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian2 digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
2.3.2 Fungsi
Transistor
Fungsi
transistor yakni sebagai penguat, sebagai pemutus dan
penyambung (saklar), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan bebagai fungsi
lainnya. Transistor pun dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
v Fungsi transistor sebagai saklar. Dengan
mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan
menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki
kolektor. Fenomena inilah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa
dipakai sebagai saklar elektronika.
v Fungsi
transistor sebagai penguat arus.
Berdasarkan fungsi ini membuat transistor dapat digunakan dalam rangkaian power
supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih
dahulu dibias dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya biar pada
emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Umumnya yang dipakai untuk mengontrol
tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
v Fungsi transistor untuk menguatkan sinyal AC. Selain
sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat tegangan
pada sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal digunakan
beberapa macam teknik pembiasan basis transistor.
2.3.3
Jenis-Jenis Transistor
Transistor memiliki dua jenis yaitu:
Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
1. Transistor Bipolar
1. Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan
kutub. Merupakan komponen elektronik yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu
emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Ada 2 jenis transistor bipolar yaitu transistor tipe P – N – P dan
transistor jenis N – P – N. Transistor NPN adalah transistor positif yang
memiliki katoda pada kaki basis dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus
listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP
adalah transistor negatif, unsur katoda terlerak pada emitor dan kolektor
,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif.
Nama Bipolar diambil karena elektron yang mengalir pada transistor ini
melewati dua tipe material semikonduktor dengan polaritas P (Positif) dan N
(Negatif). Jika tidak ada arus listrik yang mengalir pada kaki Basis, maka
transistor akan dalam keadaan tertutup sehingga tidak ada arus yang mengalir
pada kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya. Sedangkan jika arus listrik
diberikan pada kaki Basis maka transistor akan kembali terbuka sehingga arus
dapat mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya, sifat transistor ini
banyak digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai sakelar elektronik.
Tanda
petunjuk arah arus pada masing-masing tipe yang ditunjuk anak panah adalah
merupakan terminal emitor. Komponen dan Simbol transistor, ditunjukkan seperti
gambar dibawah ini :
2. Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub. Transistor ini mempunyai 3 jenis yaitu
a. Uni Junktion Transistor (UJT)
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki
emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch
elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.
b. Field Effect Transistor (FET)
b. Field Effect Transistor (FET)
Beberapa Kelebihan FET
dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar,
serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor,
maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET
ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah
Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).
c. MOSFET
MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu
Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat
tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada
bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF
amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah
yang rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu
diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder
yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam
MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N
BAB III
Pembahasan
3.1 Prinsip kerja dan Cara Mengukur
3.1Resistor
A.
Mengukur
dengan menggunakan kode warna resistor
B.
Cara
mengukur dengan menggunakan alat ukur multimeter /avometer/ohm meter
v Multimeter Analog
Multimeter Analog atau
Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog
tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen
tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada
waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah
sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada
Umumya pada avometer terdapat
bagian-bagian sebagai berikut :
1.
Saklar Jangkah : Saklar jangkah
ini digunakan untuk memilih jenis besaran yang yang akan diukur (Ampere, Volt
maupun Ohm) dan saklar jangkah juga menunjukkan batas skala pengukuran.
Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi
mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum
tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan
menjadi NOL sebelum digunakan.
2.
Sekerup Kontrol NOL : Untuk mengatur
posisi jarum, sebelum pengukuran, jarum harus menunjukkan tepat angka NOL, bila
tidak sekerup kontrol NOL ini diputar untuk diatur ulang.
Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian
Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung
terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN
(Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum
menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini
Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen
3.
Kabel Penyidik : digunakan untuk
menempelkan ke obyek yang di ukur. Kabel MERAH dipasang pada lubang PLUS dan
kabel hitam dipasang pada lubang MINUS atau COMMON.
4.
Multimeter / AVO Meter dilengkapi
dengan dua kabel pencolok/kabel penyidik yang masing-masing berwarna merah dan
hitam. Untuk dapat bekerja, avometer memerlukan sumber listrik berupa battery.
Dalam penyimpanan yang cukup lama, battery ini harus dilepaskan.
Multimeter / AVO Meter harus digunakan secara tepat,
yang sangat perlu dan selalu diperhatikan adalah pemilihan saklar jangkah yang
tepat/ pemilihan obyek yang akan diukur. Kesalahan pemilihan jangkah dapat
mengakibatkan kerusakan avometer misalnya pengukuran voltage dengan jangkah
pada posisi OHM, maka akibatnya akan fatal bisa menyebabkan AVO meter rusak.
Bila besaran yang diukur tidak dapat diperkirakan sebelumnya, harus dibiasakan
memilih jangkah/skala tertinggi. Setiap selesai pengukuran, dibiasakan
meletakkan jangkah pada posisi OFF atau VDC angka tertinggi.
Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.
MENGUKUR
NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang
perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1.
Pastikan alat
ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2.
Atur Sekrup
pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka
yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3.
Lakukan
Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam)
dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4.
Setelah
Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada
x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah
setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI
kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5.
Pasangkan alat
ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT
KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6.
Baca Alat ukur.
Cara
membaca OHM METER
1.
Untuk membaca
nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2.
Anda hanya
perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan
kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar
pemilih.
3.
Misalkan Jarum
menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan
sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau
setara dengan 2 Kohm.
Misalkan
pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian
saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan
/ resistor tersebut adalah:
Nilai
yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali
= 10 k
Maka
nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.
v Menguji Resistor / Tahanan Tetap
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan
positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup
kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu
diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang
lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan
multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya
membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan
resistor:
Memutar saklar sampai pada
posisi R x Ohm.
Kalibrasi dengan menghubungkan
colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada
angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
Setelah itu kita hubungkan
pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki
yang lain.
Perhatikan jarum penunjuk.
Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti
komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak
berarti resistor rusak.
Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan
sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang
warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.
·
Mengukur nilai hambatan
sebuah resistor tetap
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
v Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
3.2.
Kapasitor
v Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan
langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter
diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum
multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-)
dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan
kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif
kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen
tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi
semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali
dipastikan putus.
v Menguji variabel kondensator
Menguji variabel kondensator
bukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebocoran. Hal ini disebabkan ia tidak
terbuat dari bahan-bahan seperti layaknya yang dipakai dalam pembuatan elco,
kondensator keramik dan lain sebagainya.
Tujuan pengujian ini hanyalah
untuk mengetahui hubungan/kontak langsung antara rotor dan stator. Jika
keduanya berhubungan maka tidak dapat dipakai karena korsleting sehingga
menimbulkan suara gemerisik pada radio. Biasanya varco ang demikian dapat
diketahui dengan cara memutar-mutar varco guna memperoleh signal (gelombang)
dan diiringi suara gemerisik yang lebih tajam dari suara pancaran pemancar.
Untuk mengetahui tingkat
korsleting pada sebuah varco adalah dengan :
o Pertama-tama memutar saklar
multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K.
o Kalibrasi seperti biasa.
o Hubungkan colok (-) dan
colok (+) pada masing-masing kaki.
o Putar rotornya. Apabila
jarum tak bergerak sama sekali berarti varco dalam keadaan baik. Jika
bergerak-gerak maka komponen ini terjadi kontak langsung/korsleting.
CARA CEK KONDENSATOR
Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Posisikan saklar jangkah pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POSITIF dan hitam pada NEGATIF. Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur-angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.
Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Posisikan saklar jangkah pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POSITIF dan hitam pada NEGATIF. Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur-angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.
Cara Menguji
Kondensator
|
Pemilihan skala batas ukur X 1 untuk nilai
elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100
untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
Menggunakan Multimeter Digital
Pada
umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm)
dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian
Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan
Menggunakan Multimeter Analog.
Kapasitor,
memiliki nilai tertentu yang dikodekan dengan berbagai cara. Kita dapat
mengetahui nilai tersebut dengan cara yang mudah. Pada tulisan blog ini akan
dibahas beberapa cara saja. diantaranya adalah :
1. Cara membaca nilai kapasitor dengan kode angka
2. Cara membaca kapasitor dengan penulisan nilai yang tertera di
badan kapasitor
3. Cara membaca kapasitor dengan menggunakan instrumen penguji
1. Cara membaca nilai kapasitor dengaan kode angka.
Penggunan kode
angka biasanya diberikan pada kapasitor dengan kapasitansi yang kecil-kecil.
Biasanya dituliskan dengan 3 atau empat digit untuk nilai 100pF atau lebih
besar dan 2 digit untuk nilai kapasitor dengan nilai dibawah 100pF. Sebagai
contoh:
Kode angka 68 yang tertulis pada sebuah kapasitor menunjukkan nilai
kapasitansi 68pF.
Kode angka 102 menunjukkan nilai 1000pF atau 1nF.
Kode angka 6423 menunjukkan nilai 642000pF atau 642nF
dan sebagainya.
Cara menghitung
kode kapasitor, pada dasarnya mirip dengan pengkodean resistor.
Kadang kala dibelakang deretan kode angka masih ditambahkan kode
huruf J, K atau yang lain. Biasanya kode ini menunjukkan tegangan kerja
maksimum yang dapat digunakan pada kapasitor tersebut. Kode J menunjukkan nilai
50V dan K menunjukkan nilai 100V.
Ada juga yang
menuliskan tegangan kerja kapasitor yang disertakan pula kode huruf yang
menyatakan toleransi nilai kapasitor tersebut. Sebagai contoh 103J/100V yang
menyatakan kapasitansi kapasitor adalah 10nF dengan toleransi 5% dan tegangan
kerja 100Volt.
2. Membaca nilai kapasitor yang tertera di badan kapasitor.
Penulisan cara
ini biasanya dilakukan pada kapasitor dengan kapasitansi yang besar-besar.
Sebagia contoh kapasitor dengan penulisan 220µF/25V menyatakan bahwa nilai
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 220 microFarad dengan maksimum tegangan
kerja 25Volt.
3. Membaca nilai kapasitor dengan menggunakan instrumen alat ukur.
Dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ukur multitester yang memiliki fasilitas C meter. Atau
dapat digunakan alat ukur khusus yang biasa disebut dengan LC meter.
Penggunaan alat ukur ini sangat mudah dan cukup akurat, akan tetapi
harga alat ukur ini masih terbilang mahal.
Cara penggunannya adalah dengan mencolokkan kaki-kaki kapasitor pada
terminal alat ukur. Tentu saja batas pengukuran harus diset pada range yang
tepat. dan nilai akan terbaca dengan jelas pada displau alat ukur.
Pengukuran Kapasitansi
a. Berdasarkan Kode Warna
a. Berdasarkan Kode Warna
Gambar 1. Kode Warna Kapasitor Kertas
b. Berdasarkan Penggunaan Alat Ukur AVO Meter
Untuk mengetahui besarnya kapasitansi
sebuah Condensator (Kapasitor) digunakan alat ukur Capacitance Meter.
Pada beberapa multimeter digital yang bagus
biasanya sudah ada Capacitance Meter di dalamnya sehingga selain dapat
digunakan untuk mengukur resistansi, arus, dan tegangan, juga dapat mengukur
kapasitansi.
Berbeda dengan multimeter analog yang relatif lebih
murah, selain masih menggunakan jarum sebagai indikator pengukuran, Capacitance
Meter juga tidak tersedia. Meskipun demikian, alat ukur ini masih dapat dipakai
untuk melakukan pengujian sederhana untuk mengecek bagus tidaknya sebuah
kapasitor.
c.Capacitance Meter
Pengukuran kapasitansi dengan alat ukur Capacitance Meter
sangat mudah, sambungkan kedua kaki kapasitor pada kedua probe positif
dan negatif alat ukur, atur selector pada skala yang tepat, kemudian
lihat hasilnya pada display 7 segment. Apabila hasil yang tampil tidak sesuai
dengan nilai yang tertulis pada fisik kapasitor, kemungkinan komponen tersebut
rusak.
Gambar 2. Pengukuran Kapasitor Menggunakan AVO Meter
Adapun cara menghitung kapasitansi dari beberapa
kapasitor sebagai komponen pasif elektronika yang telah dihubungkan
seri, paralel, atau seri-paralel mau tidak mau harus menggunakan rumus dasar.
Rumus untuk menghitung kapasitor yang dirangkai seri, terbalik dengan
rumus resistor yang dirangkai seri, demikian juga dengan kapasitor
yang dirangkai paralel.
Satuan kapasitansi adalah Farad
(F), Mili Farad (mF), Micro Farad (uF), Nano Farad (nF), dan Piko Farad (pF).
1. 1 F = 1.000 mF
2. 1 mF = 1.000 uF
3. 1 uF = 1.000 pF
Mengukur dan Membuat Tabel Pengukuran
- Siapkan AVO meter dan atur posisi kenop putar pada Ohm meter, dengan skala pengukuran x10
- Bayangkan atau gambarkan posisi kaki transistor dengan urutan angka 1, 2, dan 3
- Buat tabel pengukuran dengan 6 buah titik ukur, yaitu 1 - 2, 1 - 3, 2 - 3, 2 - 1, 3 - 1, dan 3 - 2
- Tetapkan probe warna hitam atau batang uji negatif untuk angka pertama, dan probe warna merah atau batang uji positif untuk angka kedua, contoh: pada titik ukur 1 - 2, probe hitam pada titik 1, dan probe merah pada titik 2
Mengukur
kapasitor SMD
Ada beberapa
cara untuk memgukur nilai kapasitor SMD. Pertama menggunakan alat yang
dirancang khusus untuk mengukur komponen SMD seperti SMART TWEEZER alat ini
bisa digunakan langsung untuk memeriksa dan mengukur komponen yang masih
tertanam dirangkaian tanpa harus mencopotnya terlebih dahulu.
Cukup menyentuhkan tiap ujung kapasitor dengan alat ini maka
hasilnya akan langsung terlihat pada layar kecil. Menurut pengalaman cara yang
terbaik dan sangat akurat untuk mengukur memeriksa atau mencari nilai suatu komponen
terutama kapasitor adalah dengan cara mencabutnya terlebih dahulu dari papan
rangkaian alias off board.
Pengukuran
kapasitor SMD onboard
Satu lagi alat untuk mengukur kapasitor adalah kapasitan meter
(capacitance meter) digital . Alat di gunakan ketika
kapasitor atau elko dalam posisi off board artinya sudah diangkat dari papan
rangkaian jadi alat ini tidak bisa dipakai ketika kapasitor masih tertanan
dipapan rangkaian/sirkuit. Cara penggunaannya sama hubungkan pada kedua ujung
ujungnya
Kadang
kala mengukur kapasitor dengan satu alat tidaklah cukup menjamin keakuratannya
kita perlu mencari perbandingan dengan alat ukur lain untuk meyakinkan bahwa
komponen tidak mengalami masalah hal seperti ini diperlukan karena untuk
meyakinkan. Jadi ketika kita mengukur satu komponen selalu harus membandingkan
dengan beberapa cara agar yakin sudah benar. Berikut cara pengukuran denga
menggunakan tester biasa (analog).
Pasang
tester pada angka X10 K Ohm hubungkan probe tester ke masing ujung kapasitor
lalu lihat hasilnya jarum tester tak boleh bergerak sama sekali walaupun
sedikit. Untuk nilai kapasitornya besar nilainya jarum akan bergerak kemudian
kembali lagi ke posisinya. Ulangi pengetesan seperti diatas maka hasilnya akan
sama. Maka itulah ciri karakteristik kapasitor dalam kondisi bagus.
Kesimpulan
: Untuk menjamin pengukuran kapasitor agar
berhasil baik lakukanlah lebih dari satu cara, pertama menggunakan kapasitan
meter bila punya kedua dengan menggunakan tester analog.
3.3. Transistor
CARA CEK TRANSISTOR
CARA CEK TRANSISTOR
cara mengukur Transistor (menentukan
kaki-kaki transistor, menentukan jenis transistor dan men-cek transistor dalam
kondisi baik atau sudah rusak).
1. Menguji
transistor jenis NPN
Sakelar jangkah pada x100 ,
Sakelar jangkah pada x100 ,
o
Penyidik hitam pada Basis,
Penyidik merah pada Kolektor, jarum harus bergerak ke kanan
o
Penyidik hitam tetap
pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus bergerak ke kanan
lagi.
o
Penyidik merah dipindah
pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
o
Penyidik merah tetap
pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak
bergerak.
Saklar jangkah pada 1 k,
o
Penyidik hitam ditempel
pada kolektor dan merah pada emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan
bila dibalik jarum harus tidak bergerak.
2. Menguji transistor jenis PNP
Sakelar jangkah pada x100
Sakelar jangkah pada x100
o
Penyidik hitam pada
Basis, Penyidik merah pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
o
Penyidik hitam tetap
pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus tidak bergerak
o
Penyidik merah dipindah
pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus bergerak
o
Penyidik merah tetap
pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor harus bergerak.
Saklar jangkah pada 1 k,
o
Penyidik hitam ditempel
pada kolektor dan merah pada emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan
bila dibalik jarum harus tidak bergerak.
Kesimpulan : Apaila salah satu peristiwa/pengujian
diatas tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak, dan dengan cara
pengujian diatas kita juga bisa menentukan posisi/letak kaki-kaki tranistor
(basis, kolektor dan emitor)
3. Menguji Transistor FET
Penentuan jenis FET dilakukan dengan saklar jangkah pada x100 penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N
3. Menguji Transistor FET
Penentuan jenis FET dilakukan dengan saklar jangkah pada x100 penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N
Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada
gambar diatas. Dengan Mengunakan potensiometer dan dirangkai seperti gambar,
Saklar Jangkah diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi
harus kecil. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga.
Bila peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak
4. Menguji Transistor UJT
Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.
4. Menguji Transistor UJT
Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.
Saklar Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum,
tegangan harus kecil. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai
posisi tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jaum diputar
pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba-tiba jarum
bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai minimum jarum
tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT masih baik.
Cara
Mengukur Transistor tipe PNP dengan Multimeter Digital
1.
Atur Posisi
Saklar pada Posisi Dioda
2.
Hubungkan Probe
Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika
Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor
tersebut dalam kondisi baik
3.
Pindahkan Probe
Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage
tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara
Mengukur Transistor tipe NPN dengan Multimeter Digital
1.
Atur Posisi
Saklar pada Posisi Dioda
2.
Hubungkan Probe
Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika
Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor
tersebut dalam kondisi baik
3.
Pindahkan Probe
Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai
Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :
Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open
Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open
Transistor SMD
Agar
kita tahu caranya mengukur komponen transistor dengan baik pertama kita harus
mengetahui lebih dahulu art dari nomor kode yang tercantum di komponen
tersebut, jika tak mengetahuinya maka kita akan menemui kesulitan .
Berikut
daftar dibawah adalah contoh sedikit saja spesifikasi daya kerja transistor dan
dioda tentunya tidak semuanya tercantum karena banyak sekali beredar jenis
transistor dan dioda dipasaran.
Mengukur
transistor SMD
Mengukur
transistor jenis SMD sedikit berbeda dengan transistor biasa karena jenis SMD
ini dibuat secara digital dimana didalamnya sudah terkandung komponen resistor
sehingga hasil pembacaan pengukuran pada tester akan berbeda.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan
dari makalah tentang “ Mengukur Piranti Elektronika ( Resistor, Kapasitor dan
Transistor) yaitu:
·
Elektronika
adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari benda-benda yang banyak
sekali digunkan dalam era teknologi saat ini, berbagai asfek kehidupan manusia
terkait dengan bidang elektronika. dan benda-benda elektronika dinamankan dengan
piranti elektronika atau komponen elektronika. piranti-piranti tersebut pada
umumnya bekerja dengan pemberian sumber arus listrik. Dalam elektronika
kebanyakan menggunakan alat-alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol
aliran elektron atau partikel bermuatan listrik.
·
Resistor adalah komponen elektronika dua pin/kaki yang
didesain untuk menahan arus listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya dan juga untuk menghambat arus
listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus
listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
·
Cara mengukur besarnya
nilai hambatan atau resistor dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan membaca
kode / gelang warna resistor yang terdapat pada bagian badannya dengan melihat
panduan kode warna resistor yang telah ditetapkan, sedangkan cara kedua dapat
menggunakan alat ukur yaitu ohm meter/ multimeter/ multitester.
·
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian
elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
·
Cara mengukur besarnya
nilai kapasitor dapat diketahui dengan 2 cara yaitu membaca kode angka/huruf /
warna yang tertera di badan nya dan menyocokannya pada tabel panduan yang telah
ditetapkan sedangkan cara yang kedua yaitu dengan menggunakan alat ukur
multitester atau capacitance meter.
·
Transistor
adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Secara harfiah, transistor berasal dari perpaduan dua kata,
yakni “transfer” yang artinya pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Cara mengukur transistor
dapat dilakukan dengan 2 cara juga yaitu dengan membaca kode angka/huruf yang
tertera dan mengukur nya dengan alat ukur multimeter/potensiometer/ smart
tweezer.
2 komentar:
kenapa nilai resistansi pada suatu resistor harus disesuaikan dengan beban ...dan bagaimana prinsip pnyesuainya
Bisa dijelaskan brapa besar nilai resintansi tiap-tiao komponen elektronika tdk brdasarkan warnanya ?
Posting Komentar