Hakekat IPA
IPA atau Ilmu
Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu
artinya pengetahuan yang benar, yaitu bersifat rasional dan obyektif.
Pengetahuan alam adalah pengetahuan yang berisi tentang alam semesta dan
segala isinya. Jadi, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992:
3) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam
semesta dan segala isinya.
IPA biasanya
disebut dengan kata “sains” yang berasal dari kata “natural science”.
Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya
ilmu pengetahuan. Penggunaan kata “sains” sebagai IPA berbeda dengan pengertian sosial
science, educational science, political
science, dan
penggunaan kata science yang lainnya. Patta Bundu (2006: 9) menjelaskan secara tegas bahwa yang
dimaksud kata sains dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA itu
sendiri. Ruang lingkup sains tersebut adalah sains (tingkat SD), sains
Biologi, Sains Kimia, Sains Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah).
IPA memiliki
arti yang sempit jika diidentifikasi hanya dari segi istilah saja, seperti halnya pengertian IPA yang
telah diuraikan di atas. Dari segi istilah, IPA hanya diartikan sebagai
kumpulan pengetahuan tentang alam saja. Padahal menurut beberapa pendapat dari
tokoh IPA (Sains), pengertian IPA jauh
lebih besar dari sekedar kumpulan pengetahuan.Untuk
memahami IPA, ada baiknya kita mengetahui beberapa pandangan ahli tentang IPA.
Berikut ini beberapa pandangan tersebut:
- a Richard P. Feyman
Feyman adalah seorang fisikawan murni yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan IPA atau berpengalaman dalam mengajarkan
IPA. Ia mengemukan pandangannya tentang IPA sebagai beriku: “IPA (Sains) adalah
pengetahuan yang dikembangkan dan dibangun oleh diri sendiri berdasarkan
pengalaman sendiri, IPA itu sebenarnya tidak diajarkan tetapi dibangun oleh
diri sendiri. Ole karena itu IPA harus dapat mengembangkanrasa ingin tahu yang
besar, rasa percaya diri, dapat bertindak arif dan bijaksana serta dapat
menggunakan akal sehatnya”.
- b Imre Lakatos
Imre Lakatos seorang filsuf mengemukan bahwa “
IPA adalah pengetahuan tentang fakta atau data yang dipercaya berdasrkan hasl
pengujian. Pengetahuan dapat dikatakan sebagai sians apabila pengetahuan itu
dapat diamati, ada faktanya, dan dapat diuji kebenaran ilmiahnya.
- c George F Kneler
IPA atau Sains adalah upaya manusia yang dilakukan
dengan sungguh-sunguh untk memahami dunia. Usaha yang sungguh-sunguh itu adalah
dalam melakukan usahanya untuk menggunakan metode ilmiah yang sudah teruji
kevalidannya.
- d Jhon Ziman
Ziman dan Kneler memisahkan anatara sains,
agama, dan filasafat. Tetapi Ziman memandang aspek lain , yaitu teknologi.
Menrut Ziman, sains merupakan hasil kecerdasan manusia yang dilakukan secara
sadar, dina hasilnya terdokumentasi dengan baik keaslian sejarahnya dalam ruang
lingkup dan isi yang terdefinisi. Sains sangat berkaitan dengan pikiran logis,
akademis, dan praktis. Setiap fasilitasnya menntun kita pada pemahaman yang
tajam pada fokusnya. Ia memandang sains sebagai berikut:
- Sains adalah penguasaan dunia atas lingkungannya.
- Sains adalah suatu pengetahuan yang memepelajari tentang materi dunia.
- Sains adalah metode eksperimental
- Sains berusaha menuju kepada kebenaran melalui penyimpulan logis dari hasil pengamatan empiris.
- e Davis
Sains merupakan
organisasi pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berupa
penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.
- f. Jenkins dan Whitefield
Sains merupakan rangkaian konsep yang saling
berhubungan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai
untuk eksperimen dan observasi berikutnya.
- g Chalmers
Sains didasari hal-hal yang dilihat, didengar, diraba,
dan lain-lain. Sains bersifat objektif dan dapat dibuktikan Sains merupakan
batang tubuh pengetahuan yang diperoleh melalui metode yang didasarkan
observasi.
- h. Sund dan Trowbrige
Sains sebagai body of knowledge yang dibentuk
melalui proses inkuari yang terus menerus, yang diarahkan oleh masyarakat yang
bergerak di bidang sains. Sains lebih dari sekedar pengetahuan (knowledge).
Sains merupakan upaya manusia meliputi operasi mental, keterampilan dan
strategi memanipulasi dan menghitung, keingintahuan, keteguhan hati, ketekukan
dalam menyingkap rahasia alam.
Dari
berbagai definisi IPA tersebut, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan suatu pengetahuan yang ilmiah, karena IPA mempunyai syarat-syarat
berikut :
- 1 Bersifat objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan kenyataan dari objeknya dan dapat dibuktikan dengan pengamatan dan pengamalan empirik. Adapun objek studi IPA adalah benda-benda dan gejala-gejala kebendaan, baik benda hidup, benda mati maupun tidak hidup.
- 2 Bersifat sistematik, artinya IPA mempunyai sistem yang teratur. Sistem ini dipergunakan untuk menyusun, mengorganisasikan pengetahuan, konsep-konsep dan teori IPA.
Mengandung metode tertentu yaitu
metode ilmiah. Metode ini dipergunakan untuk mempelajari objek studi, untuk
memperoleh pengetahuan dan juga cara berfikir dan memcahkan masalah.
Nilai – Nilai IPA
Bila kita meninjau kembali tentang hakekat IPA yang
dipaparkan di atas ternyata bahwa IPA mempunyai
nilai-nilai kehidupan dan pendidikan. Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi
kehidupan itu adalah:
- 1 Nilai praktis
Tidak
diragukan lagi bahwa IPA mempunyai nilai praktis, dimana hasil-hasil penemuan
IPA, baik secara langsung atau tidak langsung dapatdigunakan dan dimanfaatkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: komputer, robot, mesin cuci,
televisi, dan sebagainya. Teknologi yang merupakan hasil-hasil penemuan IPA
telah banyak sekali mengasilkan benda-benda yang sangat bermanfaat bagi
manusia.
Perkembangan dan kemajuan teknologi mengandalkan hasil teknologi mengandalkan
hasil penemuan IPA. Demikian pula IPA, memanfaatkan hasil teknologi untuk
memecahkan masalah-masalah dan memperoleh penemuan-penemuan baru (contoh:
komputer, mikroskop elektron, dan sebagainya). Tidak disangsikan lagi bahwa IPA
dan teknologi saling membutuhkan, saling mengisi dan saling membantu untuk bisa
terus berkembang.
- 2 Nilai intelektual
IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah, bukan saja masalah yan berkaitan dengan IPA,
tetapi masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Ilmu
sosial dan ekonomi banyak menggunakan metode ilmiah dalam mmecahkan
masalah-masalahnya. Metode ilmiah memberikan kemampuan dan keterampilan kepada
manusia untuk dapat memecahkan masalah. Kemampuan ini ternyata memberikan
kepuasaa khusus kepada manusia. Oleh karena itu IPA dengan metode ilmiahnya
mempunyai nilai intelektual.
- 3 Nilai sosial politik- ekonomi
Negara yang IPA dan Teknologinya maju akan mendapat
tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya. Negara-negara
maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dsb mendapat kedudukan penting
dalam percaturan dunia. Indonesia pernah merintis penggunaan teknologi canggi
dengan pembuatan pessawat terbang di IPTN, dan pada waktu iti , negara kita pun
mulai diperhitungkan oleh dunia dan membawa dampak terhadap nilai sosial,
politik, dan ekonomi.
- 4 Nilai keagamaan
Ada yang berpendapat bahwa apabila seseorang belajar
IPA dan Teknologi terlalu mendalam, maka orang itu akan melakukan hal-hal yang
menjurus ke arah negatif, misalnya ingkar kepada Alla SWT.. Pendapat ini
nampaknya tidak semua benar, karena banyak para ilmuwan IPA yang dahulunya
kurang percaya terhadap Agama, sedikit demi sedikit bahkan ada yang sangat
mendalami Agama. Mereka ilmuwan masih belum bisa mengungkapkan semua fenomena
alam yang ada di Bumi dan Jagad Raya ini, mereka manusia memiliki kemampuan
terbatas. Mereka menyadari bahwa ada yang menciptakan dan mengatur segala
keteraturan yang ada di Jagad Raya ini, dan mereka ilmuwan pun semakin yakin
dan percaya bahwa ada yang mengatur semua itu yakni Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa. Seorang ilmuwan yang beragama akan semakin tebal keimannya, karena
kepercayaan terhadap agama tidak hanya didukung leh dogma-dogma, melainkan juga
oleh rasio yang ditunjang oleh segala pengamatan yang merupakan manisfestasi
kebesaran Allah. Pernyataan yang terkenal yang diungkap oleh ilmuwan besar,
seperti Albert Einstein adalah “ Science
without religious is blind and religious without science is limp”.
- 5 Nilai pendidikan
Dalam abad kemajuan IPA dan teknologi ini diperlukan
warganegara –warganegara yang melek IPA dan Teknologi Namun sangat disayangkan,
masyarakat kita masih banyak yang belum melek IPA dan Teknologi ini. Untuk
memecahkan masalah ini merupakan salah tugas pendidik IPA. Guru IPA memiliki
tugas untuk membelajarkan siswa dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan
IPA saat ini, yaitu menciptakan warganegara yan sadar akan IPA dan Teknologi.
Menurut De Boer (1991:177) orang yang sadar sains
adalah “orang yang dapat menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses
sains dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari bila ia berinteraksi dengan
orang lain atau lingkungannya dan ia juga memahami hubungan antara sains,
teknologi, dan masyarakat, termasuk aspek aspek perkembangan sosial dan
ekonomi”.
- 6. Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam
mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama
terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang
paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu
latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
- 7. Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau
humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang
menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju
kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun
dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang
berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain,
IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.
- 8. Nilai Ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA,
mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia
menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu
mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai
ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat
digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. lain
daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga
diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu
dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.
Keterbatasan IPA
1. IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran
adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
2. IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna
tentang objek pengamatannya.
3. IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama)
yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau
masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin
tentang sistem nilai.
0 komentar:
Posting Komentar