Blue Fire Pointer

HAKEKAT, NILAI DAN KETERBATASAN IPA

22.15 |



          Hakekat IPA
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan yang benar, yaitu bersifat rasional dan obyektif. Pengetahuan alam adalah pengetahuan yang berisi tentang alam semesta dan segala isinya. Jadi, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan segala isinya.
IPA biasanya disebut dengan kata “sains” yang berasal dari kata “natural science”. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Penggunaan kata “sains” sebagai IPA berbeda dengan pengertian sosial science, educational science, political
science, dan penggunaan kata science yang lainnya. Patta Bundu (2006: 9) menjelaskan secara tegas bahwa yang dimaksud kata sains dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA itu sendiri. Ruang lingkup sains tersebut adalah sains (tingkat SD), sains Biologi, Sains Kimia, Sains Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah).
IPA memiliki arti yang sempit jika diidentifikasi hanya dari segi istilah saja, seperti halnya pengertian IPA yang telah diuraikan di atas. Dari segi istilah, IPA hanya diartikan sebagai kumpulan pengetahuan tentang alam saja. Padahal menurut beberapa pendapat dari tokoh IPA (Sains), pengertian IPA jauh lebih besar dari sekedar kumpulan pengetahuan.Untuk memahami IPA, ada baiknya kita mengetahui beberapa pandangan ahli tentang IPA. Berikut ini beberapa pandangan tersebut:

  • a    Richard P. Feyman

Feyman adalah seorang fisikawan murni yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IPA atau berpengalaman dalam mengajarkan IPA. Ia mengemukan pandangannya tentang IPA sebagai beriku: “IPA (Sains) adalah pengetahuan yang dikembangkan dan dibangun oleh diri sendiri berdasarkan pengalaman sendiri, IPA itu sebenarnya tidak diajarkan tetapi dibangun oleh diri sendiri. Ole karena itu IPA harus dapat mengembangkanrasa ingin tahu yang besar, rasa percaya diri, dapat bertindak arif dan bijaksana serta dapat menggunakan akal sehatnya”. 

  • b   Imre Lakatos

Imre Lakatos seorang filsuf mengemukan bahwa  “ IPA adalah pengetahuan tentang fakta atau data yang dipercaya berdasrkan hasl pengujian. Pengetahuan dapat dikatakan sebagai sians apabila pengetahuan itu dapat diamati, ada faktanya, dan dapat diuji kebenaran ilmiahnya. 

  • c  George F Kneler

IPA atau Sains adalah upaya manusia yang dilakukan dengan sungguh-sunguh untk memahami dunia. Usaha yang sungguh-sunguh itu adalah dalam melakukan usahanya untuk menggunakan metode ilmiah yang sudah teruji kevalidannya.

  • d  Jhon Ziman

Ziman dan Kneler memisahkan anatara sains, agama, dan filasafat. Tetapi Ziman memandang aspek lain , yaitu teknologi. Menrut Ziman, sains merupakan hasil kecerdasan manusia yang dilakukan secara sadar, dina hasilnya terdokumentasi dengan baik keaslian sejarahnya dalam ruang lingkup dan isi yang terdefinisi. Sains sangat berkaitan dengan pikiran logis, akademis, dan praktis. Setiap fasilitasnya menntun kita pada pemahaman yang tajam pada fokusnya. Ia memandang sains sebagai berikut:
  1.  Sains adalah penguasaan dunia atas lingkungannya. 
  2. Sains adalah suatu pengetahuan yang memepelajari tentang materi dunia. 
  3. Sains adalah metode eksperimental 
  4. Sains berusaha menuju kepada kebenaran melalui penyimpulan logis dari hasil pengamatan empiris.

  • e   Davis

Sains merupakan organisasi pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berupa penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.

  • f.  Jenkins dan Whitefield

Sains merupakan rangkaian konsep yang saling berhubungan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai untuk eksperimen dan observasi berikutnya.

  • g    Chalmers

Sains didasari hal-hal yang dilihat, didengar, diraba, dan lain-lain. Sains bersifat objektif dan dapat dibuktikan Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang diperoleh melalui metode yang didasarkan observasi.



  • h.   Sund dan Trowbrige

Sains sebagai body of knowledge yang dibentuk melalui proses inkuari yang terus menerus, yang diarahkan oleh masyarakat yang bergerak di bidang sains. Sains lebih dari sekedar pengetahuan (knowledge). Sains merupakan upaya manusia meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi memanipulasi dan menghitung, keingintahuan, keteguhan hati, ketekukan dalam menyingkap rahasia alam.  
Dari berbagai definisi IPA tersebut, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu pengetahuan yang ilmiah, karena IPA mempunyai syarat-syarat berikut :

  • 1    Bersifat objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan kenyataan dari objeknya dan dapat dibuktikan dengan pengamatan dan pengamalan empirik. Adapun objek studi IPA adalah benda-benda dan gejala-gejala kebendaan, baik benda hidup, benda mati maupun tidak hidup.

  • 2    Bersifat sistematik, artinya IPA mempunyai  sistem yang teratur. Sistem ini dipergunakan untuk menyusun, mengorganisasikan pengetahuan, konsep-konsep dan teori IPA.

Mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah. Metode ini dipergunakan untuk mempelajari objek studi, untuk memperoleh pengetahuan dan juga cara berfikir dan memcahkan masalah.

*    Nilai – Nilai IPA
        Bila kita meninjau kembali tentang hakekat IPA yang dipaparkan di atas ternyata bahwa IPA  mempunyai nilai-nilai kehidupan dan pendidikan. Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi kehidupan itu adalah:

  • 1    Nilai praktis

         Tidak diragukan lagi bahwa IPA mempunyai nilai praktis, dimana hasil-hasil penemuan IPA, baik secara langsung atau tidak langsung dapatdigunakan dan dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: komputer, robot, mesin cuci, televisi, dan sebagainya. Teknologi yang merupakan hasil-hasil penemuan IPA telah banyak sekali mengasilkan benda-benda yang sangat bermanfaat bagi manusia.
        Perkembangan dan kemajuan teknologi mengandalkan hasil teknologi mengandalkan hasil penemuan IPA. Demikian pula IPA, memanfaatkan hasil teknologi untuk memecahkan masalah-masalah dan memperoleh penemuan-penemuan baru (contoh: komputer, mikroskop elektron, dan sebagainya). Tidak disangsikan lagi bahwa IPA dan teknologi saling membutuhkan, saling mengisi dan saling membantu untuk bisa terus berkembang.

  • 2    Nilai intelektual

IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk memecahkan masalah-masalah, bukan saja masalah yan berkaitan dengan IPA, tetapi masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Ilmu sosial dan ekonomi banyak menggunakan metode ilmiah dalam mmecahkan masalah-masalahnya. Metode ilmiah memberikan kemampuan dan keterampilan kepada manusia untuk dapat memecahkan masalah. Kemampuan ini ternyata memberikan kepuasaa khusus kepada manusia. Oleh karena itu IPA dengan metode ilmiahnya mempunyai nilai intelektual.

  • 3    Nilai sosial politik- ekonomi

Negara yang IPA dan Teknologinya maju akan mendapat tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dsb mendapat kedudukan penting dalam percaturan dunia. Indonesia pernah merintis penggunaan teknologi canggi dengan pembuatan pessawat terbang di IPTN, dan pada waktu iti , negara kita pun mulai diperhitungkan oleh dunia dan membawa dampak terhadap nilai sosial, politik, dan ekonomi.

  • 4    Nilai keagamaan

Ada yang berpendapat bahwa apabila seseorang belajar IPA dan Teknologi terlalu mendalam, maka orang itu akan melakukan hal-hal yang menjurus ke arah negatif, misalnya ingkar kepada Alla SWT.. Pendapat ini nampaknya tidak semua benar, karena banyak para ilmuwan IPA yang dahulunya kurang percaya terhadap Agama, sedikit demi sedikit bahkan ada yang sangat mendalami Agama. Mereka ilmuwan masih belum bisa mengungkapkan semua fenomena alam yang ada di Bumi dan Jagad Raya ini, mereka manusia memiliki kemampuan terbatas. Mereka menyadari bahwa ada yang menciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di Jagad Raya ini, dan mereka ilmuwan pun semakin yakin dan percaya bahwa ada yang mengatur semua itu yakni Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Seorang ilmuwan yang beragama akan semakin tebal keimannya, karena kepercayaan terhadap agama tidak hanya didukung leh dogma-dogma, melainkan juga oleh rasio yang ditunjang oleh segala pengamatan yang merupakan manisfestasi kebesaran Allah. Pernyataan yang terkenal yang diungkap oleh ilmuwan besar, seperti Albert Einstein adalah “ Science without religious is blind and religious without science is limp”.

  • 5   Nilai pendidikan

Dalam abad kemajuan IPA dan teknologi ini diperlukan warganegara –warganegara yang melek IPA dan Teknologi Namun sangat disayangkan, masyarakat kita masih banyak yang belum melek IPA dan Teknologi ini. Untuk memecahkan masalah ini merupakan salah tugas pendidik IPA. Guru IPA memiliki tugas untuk membelajarkan siswa dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan IPA saat ini, yaitu menciptakan warganegara yan sadar akan IPA dan Teknologi.
Menurut De Boer (1991:177) orang yang sadar sains adalah “orang yang dapat menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses sains dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari bila ia berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya dan ia juga memahami hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, termasuk aspek aspek perkembangan sosial dan ekonomi”.

  • 6.  Nilai etik dan estetika dari IPA

Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.

  • 7.   Nilai moral atau humaniora dari IPA

Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.


  • 8.  Nilai Ekonomi dari IPA

Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. lain daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.

*    Keterbatasan IPA
1.  IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
2.  IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya.
3.  IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.

0 komentar:

Posting Komentar